Sabtu, 02 Juni 2012

INJIL YANG SEKARANG BUKAN INJIL DIJAMAN YESUS


PENULIS INJIL BUKAN MURID YESUS….?
BIBEL ADALAH NEO-TAURAT DAN NEO-INJIL SERTA KUMPULAN KARANGAN MANUSIA
YANG TIDAK DIKENAL!
Firman Allah Ta’ala:
Artinya: “Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al
Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya
menduga-duga. Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang
menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: “Ini
dari Allah” (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit
dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat
dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan
besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan”
(QS.Al-Baqarah:78-79)
“Injil” Yang sekarang (Bibel) bukanlah Injil yang diturunkan kepada Isa `alaihis salam!
Para penulis Injil menceritakan bagaimana Yesus berkeliling
mengajarkan Injil:
Padahal kita tahu ,…bahwa Injil yang ada sekarang ditulis sekian puluh tahun setelah kematian Yesus. Padahal jika merunut injil yang asli , harusnya Injil sudah ada sejak jaman Yesus seperti diceritakan dalam ayat2 dibawah ini :

“Demikianlah, Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar
dalam kemah-kemah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga dan
melenyapkan segala penyakit dan kelemahan” (Matius 9:35)
“Karena barangsiapa menyelamatkan nyawanya, ia kehilangan nyawanya;
tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia
akan menyelamatkannya” (Markus 8:35)
“Pada suatu hari ketika Yesus mengajar orang banyak di Bait Allah dan
memberitakan Injil, datanglah imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat
serta tua-tua ke situ” (Lukas 20:1)
Tetapi, Injil manakah yang dimaksud? Injil Asli di jaman Yesus ini ??
Bukankah hanya ada satu Injil? Demikianlah gertak sambal mereka kepada
kita. Tetapi Paulus, “Rasul” terbesar mereka yang merasa jauh lebih
besar bahkan dari murid Yesus sendiri mengakui betapa banyaknya
model-model Injil yang beredar di masanya:
“Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berpaling daripada Dia, yang oleh
kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu Injil
yang lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang
mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil
Kristus” (Galatia 1:6-7)
Di dalam Perjanjian Baru anda juga akan dengan mudah menemukan
nama-nama asing yang bukan merupakan murid Isa `alaihis salam, Injil
karangan Matius, Injil karangan Markus, Injil karangan Lukas, Injil
Karangan Yohanes, bahkan Surat-Surat Kiriman yang ditulis oleh pendiri
agama Kristen (Paulus) pun dijadikan sebagai bagian dari kitab suci,
tetapi anehnya (dan alangkah anehnya!) bahwa Injil Kristus karangan
Yesus sendiri (yang diceritakan oleh Paulus tersebut) tidak akan dapat
anda temukan sampai halaman terakhir “kitab suci” ini!!
Padahal Paulus sendiri benar-benar menekankan tentang “Injil Kristus” ini:
“Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang
memberitakan kepada kamu suatu Injil yang berbeda dengan Injil yang
kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami
katakan dahlulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang
yang memberitakan kepadamu suatu Injil, yang berbeda dengan apa yang
telah kamu terima terkutuklah dia.” (ibid:8-9)
Injil Karangan Lukas, hanyalah kumpulan kisah rakyat yang dibukukan
Kami akan memberikan satu contoh “kualitas” Injil sebagaimana yang
digembar-gemborkan oleh Paulus di atas, bukan Injil Kristus
sebagaimana promosi gencarnya tetapi Injil Karangan Lukas. Iman
kristiani selalu menyatakan bahwa para pengarang Injil adalah
orang-orang yang mendapatkan ilham dari Allah dalam menuliskan
Injilnya, benarkah demikian? Ternyata Injil ini hanyalah diambil dan
disusun oleh Lukas dari berita-berita yang beredar di masyarakatnya
yang berasal dari cerita orang-orang yang tidak dikenal!!
“Teofilus yang mulia, BANYAK ORANG telah berusaha untuk menyusun suatu
berita tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi diantara kita, SEPERTI
YANG DISAMPAIKAN KEPADA KITA OLEH MEREKA, yang dari semula adalah
saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidiki
segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, AKU MENGAMBIL
KEPUTUSAN UNTUK MEMBUKUKANNYA DENGAN TERATUR BAGIMU, supaya engkau
dapat mengetahui bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh
benar.” (Lukas 1:1-4)
Inilah pernyataan Lukas yang “paling terbuka dan paling berani”
tentang himpunan kisah-kisah dari orang-orang banyak yang ditulis dan
disusunnya untuk kemudian hari diangkat tinggi-tinggi derajatnya
sebagai sebuah Kitab Suci Injil karangan Lukas!! Karangan tetaplah
karangan dan Paulus sama sekali belum menunjukkan bukti keberadaan
Injil tulisan Kristus yang digembar-gemborkannya!! Adapun yang
disodorkannya? Ternyata tidak lebih dari kisah-kisah yang beredar di
masyarakat yang kemudian dibukukan menjadi sebuah Kitab Suci Injil!!
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Tentu ada pertanyaan menarik, kalau memang Injil Karangan Lukas adalah
wahyu, firman Tuhan, mengapa ia ditujukan kepada Teofilus? Apakah
Teofilus seorang nabi yang sedang mendapatkan kiriman wahyu dari tuhan
yang bernama Lukas?! Tentu tidak ada iman kristiani yang membenarkan
kejanggalan ini. Karangan Lukas ini tidak lebih dari sebuah karangan
yang disusun oleh Lukas dari sekian banyak sumber cerita yang beredar
di masyarakat pada saat itu yang didedikasikan untuk dikonsumsi oleh
Teofilus. Lalu sejak kapan derajatnya naik berlipat-lipat dari sebuah
catatan untuk Teofilus menjadi sebuah kitab suci yang harus menjadi
pegangan seluruh umat manusia?
Lukas secara jujur menyatakan kepada kita bahwa ia hanyalah mengikuti
jejak orang-orang lain tak dikenal yang lebih bodoh daripada dirinya
yang telah berusaha menyusun berita-berita mengenai Yesus secara
kurang teratur, karenanya setelah menyelidiki segala peristiwa itu
secara seksama (sebatas kemampuan yang dimilikinya) dari asal mulanya,
Lukas memutuskan untuk membukukannya secara teratur buat Teofilus.
Sekian banyak orang tak dikenal yang turut andil sebagai narasumber
Lukas untuk menyusun karangannya dan buah karya dengan nilai ilmiyah
yang tidak akan mungkin bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiyah
“setingkat inipun” dalam sekejap disulap menjadi pegangan hidup
seluruh umat manusia! Lukaspun mungkin tidak pernah bermimpi bahwa
karangan ala kadarnya itu akan menjadi sebuah kitab suci sekaligus
wahyu Allah!!
Dalam kata pengantar terjemah “Injil Lukas” yang disusunnya, seorang
pakar Kristen, J.B. Philips mengatakan:
“Menurut pengakuannya sendiri, Lukas telah secara hati-hati
membanding-bandingkan dan mengedit bahan-bahan (naskah) yang sudah
ada. Tetapi orang seakan-akan melihat adanya hubungan antara beberapa
bahan yang ditambahkan oleh Lukas dengan Tuhan, walaupun sebenarnya
dan ini sangat beralasan, kita dapat menduga beberapa sumber darimana
ia dapatkan bahan-bahan itu.” (The Gospel in Modern English, penerbit
Fontana)
Lihatlah pernyataan tegas pakar Kristen ini, bahwa Allah sama sekali
tidak berperan dalam penulisan Injil Lukas!!
Dan jangan anda heran jika tiba-tiba saja para perevisi RSV (Revised
Standard Version) memutuskan untuk menaggalkan kata pengantar mereka
dari Bibel RSV. Ini semua merupakan kebiasaan mereka yang kuno, sangat
kono sekali. Begitu umat Kristen menyadari belang mereka mulai
terbuka, secepatnya mereka mengadakan perubahan-perubahan. Bahkan
dalam semalampun bisa mereka realisasikan!
Injil Yohanes, Bukan Firman Allah dan bukan pula Yohanes Murid Yesus
yang menyusunnya
Siapakah penyusun Injil Yohanes? Bukan Allah dan bahkan bukan Yohanes
sendiri. Bacalah kutipan di bawah ini:
“dan ORANG yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini
dan kesaksiannya benar, dan IA TAHU, bahwa IA MENGATAKAN kebenaran,
supaya kamu juga percaya” (Yohanes 19:35)
“DIALAH MURID, yang memberikan kesaksian tentang semua ini dan yang
telah menuliskannya dan KITA TAHU bahwa kesaksiannya itu benar” (ibid
21:24)
“Ada lagi banyak perkara lain-lain yang diperbuat oleh Yesus, maka
jikalau segala perkara itu satu-satu disuratkan, PADA SANGKAKU dunia
inipun tiada termuat kitab-kitab yang disuratkan itu” (ibid 21:25,
Alkitab cetakan 1960)
Siapakah yang dimaksud dengan “Orang yang…” dan “ia” (Yoh.19:35),
“dialah”, “kita” (Yoh 21:24) serta “saya” (Yoh.21:25)?
Dapatkah kata ganti tersebut dikaitkan dengan seseorang yang tiba-tiba
meninggalkan Yesus di taman ketika Yesus benar-benar sangat memerlukan
bantuannya, atau pada orang ke14 dalam “perjamuan terakhir”, orang
yang sangat disayangi Yesus? Keduanya bernama Yohanes. Yohanes
merupakan nama yang sangat umum di kalangan bangsa Yahudi pada masa
Yesus dan dikalangan umat Kristen setelahnya. Kedua orang tersebut
bukanlah penulis Injil ini.
Penulis Kristen sendiri, Adolf Harnack dalam bukunya “What is
Christianity” halaman 20 menegaskan:
“…the fourth Gospel does not emanate or profess to emanate from the
apostle John, who can not be taken as an historical authority…the
author of the fourth Gospel acted with sovereign freedom, transposed
events and put them in a strange light. He drew up the discussions
himself and illustrated great thought with imaginary situations…”
(…Injil keempat (Injil karangan Yohanes) bukanlah berasal atau
menyatakan berasal dari rasul Yohanes, dan tak bisa dianggap sebagai
yang berwenang dalam sejarah…pengarang Injil Yohanes itu dengan
seenaknya telah mengganti alur cerita dan menmpatkannya dalam alur
yang aneh. Dia sendiri mengembangkan pembahasannya dan melukiskan
pemikiran-pemikiran besar dengan berbagai situasi khayal…”
Adolf Harnack juga menunjukkan “kelainan” pada Injil Yohanes jika
dibanndingkan dengan ketiga Injil lainnya. Pembahasannya menunjukkan
pemikiran filosofis yang demikian tinggi yakni filsafat Yunani. Justru
dengan inilah tidak mungkin Injil Yohanes tersebut berasal dari murid
Yesus yang bernama Yohanes, seorang murid termuda diantara dua belas
murid Yesus. Kalimat awal pada Injil “Yohanes” bukan murid Yesus
itulah yang dijadikan dasar doktrin trinitas!
Adolf Harnack juga menyitir tulisan sejarawan Kristen terkenal, David
Strauss yang menulis:
“almost destroyed the historical credibility not only the fourth but
alsa of the first three Gospel as well”
Jelas bahwa Injil Yohanes merupakan hasil karya “Mr. X” yang belum
diketahui hingga saat ini sebagaimana misteri besar yang melingkupi
konsili Nicea yang meloloskan Injil versi ini. Siapakah pemegang kunci
ruangan yang terkumpul padanya ratusan versi Injil dan siapa pula yang
pada malam harinya membuka ruangan tersebut dan meletakkan versi injil
Yohanes di atas meja?! Tentu mereka sepakat dengan kita bahwa agama
bukanlah teka-teki silang, tetapi siapa yang mampu menjawabnya?!
Artinya: “Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al
Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya
menduga-duga. Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang
menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: “Ini
dari Allah” (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit
dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat
dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan
besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan”
(QS.Al-Baqarah:78-79)
Sungguh sangat memalukan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani
menggunakan cara-cara murahan dalam menciptakan syubhat mereka kepada
kaum muslimin dengan mencomot ayat-ayat Al-Qur’an yang berbicara
tentang Taurat dan Injil agar kaum muslimin juga mengimani Bibel yang
ada di tangan mereka!! Taurat yang mana dan Injil versi siapa?
Bukankah di Konsili Nicea sebelum memutuskan 4 versi Injil yang
dipakai sekarang ini telah teronggok di meja di hadapan para
tokoh-tokoh gereja Unitarian dan Trinitarian ketika itu dua ratus
lebih versi Injil yang berlainan?! Kemana ratusan versi Injil lainnya
di luar ke-4 Injil yang ditetapkan, termasuk tulisan murid Yesus
sendiri sampai bisa dikalahkan keabsahannya oleh para pengarang Injil
yang sama sekali bukan murid Yesus?! Sekali lagi, Taurat dan Injil
yang terdapat di dalam Bibel bukanlah Taurat dan Injil sebagaimana
yang diturunkan oleh Allah Ta’ala kepada Musa dan Isa `alaihimas salam.
DR. W.Graham Scroggie dari Lembaga Pendalaman Bibel, Chicago, salah
seorang missionaris agama Kristen yang paling berpengaruh di dunia,
menjawab pertanyaan: “Apakah Bibel merupakan firman Tuhan?” Dalam
bukunya pada sub bab berjudul: “Bibel bersifat manusiawi sekaligus
Ilahi”, dalam halaman 17, ia berkata:
“Ya, Bibel bersifat manusiawi, walaupun beberapa orang yang karena
ketidaktahuan mereka telah menyangkal. Kitab-kitab tersebut telah
berkembang melalui alam pikiran manusia, ditulis oleh tangan manusia
dan dalam bahasa manusia, serta menurut gaya bahasa yang khas dan
manusiawi”
Dengan adanya pernyataan di atas, masihkah perlu kita tambahkan
argument-argumen lain untuk membuktikan bahwa Bibel bukanlah firman
Tuhan? Tidak! Tetapi para misionaris yang professional, bahkan setelah
kelemahan mereka terbuka, masih mempunyai muka untuk berusaha
meyakinkan para pendengarnya bahwa Bibel merupakan Firman Allah yang
tidak diragukan. Cara mereka dalam memutarbalikkan kata-kata sangat
“mengagumkan!”
Doktor di atas telah mengemukakan kepada kita dengan bahasa manusia
yang paling jelas bahwa Bibel merupakan hasil karya manusia, sementara
sebagian umat Kristen lainnya berusaha tetap bersikukuh bahwa mereka
telah membuktikan hal yang sebaliknya, bahwa Bibel adalah Firman Allah!
“Penelitian dalam teks Yahudi dan Yunani berhasil mengungkapkan adanya
ajaran-ajaran manusia yang bercampur-baur dengan ajaran-ajaran Tuhan
dalam keseluruhan Bibel. Penyisipan dan ketidaksesuaian itu tidak lagi
dapat disembunyikan!!” (Encyclopaedia Brittanica vol.III, hal.501,
paragraf 34)
Artinya: “Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis
Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: “Ini dari
Allah” (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan
perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa
yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi
mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan” (QS.Al-Baqarah:78-79)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar