Jumat, 08 Juni 2012

Cara Ilmuwan Atheis Meneliti Kecerdasan Burung Gagak


Studi baru ini menunjukkan bahwa perbedaan gestur telah berevolusi dalam spesies yang memiliki tingkat kemampuan kolaboratif yang tinggi.

Menunjuk dan mengangkat benda-benda dalam rangka menarik perhatian sejauh ini hanya ditemukan pada manusia dan kerabat terdekat kita, kera besar. Simone Pika dari Institut Ornitologi Max Planck dan Thomas Bugnyar dari Universitas Wina, kini memberikan bukti pertama bahwa gagak (Corvus corax) juga menggunakan gerakan yang disebut gestur deictic dalam rangka untuk menguji minat mitra potensialnya atau untuk memperkuat ikatan yang sudah ada.
Dari usia dini, anak-anak sering menggunakan gerak tubuh yang berbeda untuk menarik perhatian orang dewasa terhadap objek-objek eksternal. Jadi, yang disebut sebagai gestur deictic adalah seperti “menunjuk” (“lihat ke sini”) dan “mengangkat benda-benda” (“ambil ini”) yang digunakan oleh anak-anak untuk pertama kalinya pada usia sembilan hingga dua belas bulan, sebelum mereka bisa mengucapkan kata-kata. Para ilmuwan meyakini bahwa gerakan tersebut didasarkan pada kemampuan kecerdasan yang relatif kompleks dan merupakan titik awal penggunaan simbol-simbol dan bahasa pada manusia. Gestur deictic dengan demikian merupakan tonggak dalam perkembangan bicara manusia.
Anehnya, pengamatan gerakan yang sebanding pada kerabat paling dekat kita, kera besar, sifatnya relatif jarang. Simpanse (Pan troglodytes) di Taman Nasional Kibale di Uganda, misalnya, menggunakan gerakan yang disebut goresan terarah, untuk menunjukkan tempat-tempat berbeda pada tubuh mereka untuk dirawat. Gestur deictic dengan demikian mewakili bentuk yang sangat jarang terjadi dalam komunikasi evolusioner dan telah diduga hanya terbatas pada primata saja.
Bagaimanapun juga, menurut dua peneliti dari Seewiesen dan Wina, perilaku seperti itu tidak terbatas pada manusia dan kera besar saja. Selama dua tahun, Simone Pika dan Thomas Bugnyar menyelidiki perilaku non-vokal anggota individual pada komunitas gagak liar di Wildpark Cumberland di Grunau, Austria. Mereka mengamati bahwa gagak menggunakan paruh mereka sama dengan tangan untuk menunjukkan dan menawarkan objek seperti lumut, batu dan ranting. Gestur-gestur yang berbeda ini sebagian besar ditujukan pada mitra lawan jenis dan menghasilkan orientasi penerima yang sering pada objek dan pemberi sinyal. Selanjutnya, burung gagak saling berinteraksi satu sama lain.
Jenis gagak ini adalah burung penyanyi dari keluarga corvid, dan mereka melampaui sebagian besar spesies burung lain dalam hal kecerdasan. Skor mereka dalam berbagai tes kecerdasan sama tingginya dengan kera-kera besar. Gagak khususnya dapat dicirikan dengan komunikasi antar-pasangan yang kompleks, yang relatif lama dalam membentuk ikatan dan relatif tinggi tingkat kerjasamanya di antara mitra.
Studi baru ini menunjukkan bahwa perbedaan gestur telah berevolusi dalam spesies yang memiliki tingkat kemampuan kolaboratif yang tinggi. “Studi gestur terlalu lama hanya terfokus pada keterampilan komunikatif primata saja. Misteri asal usul bahasa manusia, bagaimanapun juga, hanya dapat dipecahkan jika kita melihat gambaran yang lebih besar dan juga mempertimbangkan kompleksitas sistem komunikasi pada kelompok hewan lainnya,” kata Simone Pika.

artikel terkait : 

Inilah HEWAN TERCERDAS MENURUT AL-QUR'AN DAN SAINS


Tidak ada komentar:

Posting Komentar