Rabu, 06 Juni 2012

Misteri Raibnya Djoko Suprapto (Sang Penemu Bahan Bakar Air)



Penemu Water Fuel Cell  Stanley Meyer yang meninggal thn 1998 masih menjadi diselubung oleh misteri. Dia meninggal setelah makan di restoran. Autopsy kematian Stenley Meyer disebabkan oleh tekanan darah tinggi. lihat  selanjutnya di  Stanley Meyer Water fuel cell

Keberadaan Djoko, Penemu BBM Dari Air Masih Misterius 
Keberadaan Djoko Suprapto, warga Dusun Turi, Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, hingga Minggu (25/5) masih misterius. Meskipun dikabarkan telah pulang ke rumahnya dalam keadaan sakit, namun penemu energi alternatif dari air pengganti bahan bakar minyak (BBM) yang disebut blue energi itu masih belum bisa ditemui di kediamannya.

"Saya belum melihatnya hingga hari ini. Apa sudah di rumah atau masih pergi saya tidak tahu," kata Huda, salah seorang tetangganya, Minggu (25/5).

Tentang adanya kabar Djoko hilang diculik, Huda dan kebanyakan warga di Desa Ngadiboyo juga mengaku tidak tahu. Mereka justru tahu dari kabar yang beredar luas di koran dan televisi.

Tiga rumah Djoko masih dalam keadaan tertutup dan sepi. Rumah utama seluas 1 hektare yang berada di Dusun Turi, Desa Ngadiboyo yang juga berfungsi sebagai studio radio Jodhipati FM terlihat lengang.

Sejumlah penjaga terlihat duduk-duduk di pendopo besar yang ada di halaman rumah. Mereka sama sekali tidak bersedia memberi komentar apapun terkait keberadaan Djoko, dan hanya sibuk mengawasi sekeliling rumah berpagar tinggi yang sekelilingnya dilukis gambar wayang.

 
Rumah lainnya di Dusun Bangsri, Desa Ngadiboyo yang berjarak sekitar 750 meter dari rumah utama juga sepi dan tertutup. Rumah ketiga yang merupakan bengkel otomotif dan tempat cuci mobil juga sama kondisinya. Pintu pagar tertutup rapat dan tidak ada seorang pun terlihat.

Dusun yang berjarak 15 kilometer dari pusat Kota Nganjuk itu sejak Jum'at lalu menjadi sorotan berbagai kalangan karena ada kabar Djoko hilang. Mantan Wakil Bupati Nganjuk, Djaelani Iskak mengaku Djoko sebagai orang yang inovatif.

Saat masih menjabat sebagai Wakil Bupati, Djaelani sempat dipamiti Djoko saat dijemput sejumlah utusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menjemput Djoko ketika hendak diajak pergi ke Denpasar Bali untuk menghadiri konferensi dunia terkait global warming pada bulan Desember 2007.

Saat itu sempat dicoba energi yang ditemukan Djoko dipergunakan untuk mengisi BBM kendaraan yang dinaiki tim dari Jakarta ke Bali hingga sampai di forum United Nation Framework Conference on Climate Change (UNFCCC) Desember 2007 di Denpasar. Namun Djaelani mengaku tidak tahu persis bagaimana sesungguhnya proses penggunaan energi yang ditemukan Djoko.

"Katanya mengubah air menjadi energi pengganti BBM seperti premium, solar, minyak tanah, dan lain-lain. Dia juga menemukan listrik yang murah. Tapi saya sendiri belum pernah tahu. Hanya dari keterangan lesan," kata Djaelani.

Sejauh ini Djoko memang belum pernah mempublikasikan secara resmi temuannya. Namun dari keterangannya saat hendak menghadiri konferensi di Bali akhir tahun lalu, secara prinsipal dia menjelaskan prinsip utama temuannya adalah memisahkan H plus dan H2 min. 


   
Dengan bantuan katalis-katalis dan proses tertentu hingga menjadi bahan bakar dengan jumlah ikatan karbon tertentu. Bahan dasar yang dipergunakan adalah air. Konon, kini dia sedang berupaya menggunakan air laut agar tidak mengganggu kebutuhan air tawar yang sangat dibutuhkan manusia. Temuan itu diawali dari riset sejak tahun 2001 di rumahnya di Desa Ngadiboyo.

Pada Jum’at (23/5) lalu, lelaki yang konon merupakan sarjana lulusan Fakultas Tekhnik Elektro Universitas Gajah Mada Yogjakarta itu mengirimkan secarik kertas putih yang disodorkan salah seorang keluarganya kepada penjaga yang ada di pendopo rumah Djoko. Surat itu ditujukan kepada para wartawan yang sejak pagi berkerumun mencari informasi keberadaan Djoko.

Berdasarkan surat yang diterima Tempo, intinya Djoko meminta maaf belum bisa menerima dan menemui para wartawan yang ingin mengetahui keadaaanya. Surat tertanggal 23 Mei 2008 itu juga dibubuhi tandatangan langsung Djoko Suprapto.

"Rekan-rekan wartawan yang terhormat, saya mohon maaf sebesar-besarnya, sehubungan dengan kondisi kesehatan yang belum memungkinkan dan masih diperlukan perawatan, saya sekeluarga mohon maaf belum bisa menemui rekan-rekan wartawan untuk konfirmasi keadaan saya," tulis Djoko dalam suratnya.

"Saya sekeluarga berharap segera bisa menemui dan berbicara di hadapan para wartawan secepatnya," tulis Djoko dalam paragraf terakhirnya.

oleh: DWIDJO U. MAKSUM
TEMPO InteraktifJakarta:

8 komentar:

  1. kasian negara dan ilmuan kita, gegara kerakusan sampe ngerusak semua kebenaran

    BalasHapus
  2. inilah negara yang dilanda kebodohan tinggi . Penemu bahan bakar air indonesia malah di ancam di bunuh semua keluarganya oleh pengusaha minyak rakus yang tak punya otak.Harusnya dilindungi oleh INTELEGENT indonesia dan negara malah negara hanya berkata "TAK TAHU"dan selalu di sembunyikan kebenarannya.Apa mau indonesia selalu berada di kemiskinan dan di hina oleh negara lain

    BalasHapus
  3. Untuk Anonim13 April 2015 07.41

    Ha..ha..ha.. yang perlu ditangkap ya ente seharusnya... mau aja ditipu Joko Suprapto..
    Guoblok ko di pelihara....

    BalasHapus
  4. DICULIK MAFIA BBM, PARA MAFIA BBM DAPURNYA AKAN KURANG NGEBUL KALAU PENJUALAN BBM TURUN AKIBAT BLUE-ENERGY
    BUKAN DI INDONESIA SAJA, DI LUAR NEGERI PUN SETIAP INVENTOR ENERGY AKAN "MENGHILANG"

    BalasHapus
  5. Terimakasih artikelnya sangat bermanfaat, saya sangat suka..,Raih Rp.7 Juta dalam 7 Hari hanya dengan kampanyekan menanam pohon klik http://goo.gl/GceX9Y

    BalasHapus
  6. didalam maupun diluar negri penemu energi alternatif selalu berakhir tragis

    BalasHapus
  7. SEMUA KARENA UANG...UANG ADALAH SETAN DAN JAHAT.....

    BalasHapus