Perundingan tentang program nuklir Iran oleh 6 anggota tetap DK PBB plus Jerman dengan Iran barus saja berakhir di Turki dengan membawa harapan persoalan nuklir Iran bisa diselesaikan dengan damai. Selanjutnya perundingan yang sama akan dilanjutkan di Irak tgl 23 Mei mendatang.
Namun Israel mengabaikan itu semua dan justru semakin bernafsu untuk menyerang Iran. Sebuah program televisi pemerintah Israel hari Minggu (15/4) melaporkan keseriusan Israel untuk menyerang Iran. Tidak saja mendalam, laporan tersebut juga memuat pernyataan-pernyataan pejabat Israel yang keras dan provokatif.
Media Israel Times of Israel, Senin (16/4) mengomentari laporan televisi tersebut menulis: "Tidak ada perintah serangan sebelum perundingan di Irak berakhir bulan Mei mendatang, namun musim panas nanti tidak hanya sekedar panas, juga penuh ketegangan."
Laporan tersebut sama sekali tidak serius. Sehari kemudian, tgl 17/4 menhan Israel Ehud Barak menyatakan dengan tegas bahwa Israel tidak pernah mengabaikan opsi serangan terhadap Iran meski tengah terjadi perundingan antara Amerika cs dengan Iran, dan mengecam perundingan dengan Iran sebagai "membuang-buang waktu yang sudah semakin sempit".
Menurut laporan televisi Israel, jika serangan benar-benar terjadi Israel akan mengerahkan lusinan lebih pesawat tempur, termasuk pesawat-pesawat pembom dan tempur pengawal, pesawat-pesawat tanker, satuan heli penyelamat serta pesawat-pesawat perusak komunikasi musuh.
Laporan tersebut menyebutkan, meski Israel mungkin tidak memiliki kemampuan menghancurkan seluruh fasilitas nuklir Iran, Israel akan memberikan "pukulan keras" terhadap fasilitas-fasilitas nuklir yang dianggap paling berbahaya.
Seorang pilot yang diwawancarai mengatakan bahwa misi serangan ke Iran tidak akan se-gemilang serangan terhadap fasilitas nuklir Irak tahun 1981, namun "persiapan bertahun-tahun tampaknya akan segera terealisasi," katanya.
Dengan sistem pertahanan udara yang lebih canggih, Iran diyakini akan memberikan perlawanan yang signifikan terhadap serangan udara Israel. Setidaknya Iran memiliki 22 sistem pertahanan udara yang dilengkapi rudal-rudal canggih Rusia SA 17, 4 sistem pertahanan udara super S-300 dan sejumlah sistem pertahanan udara lainnya yang masih misterius keberadaannya, termasuk kemungkinan tambahan S-300 dan S-400 yang lebih canggih dari S-300 serta sistem pertahanan udara buatan Iran sendiri.
Setelah kekalahan-kekalahan pasukan darat Israel atas Hizbollah di Lebanon serta terbukti lemahnya AL Israel menghadapi rudal-rudal Hizbollah yang dipasok Iran, Israel kini praktis hanya memiliki keunggulan kekuatan udara. Namun hal ini juga menjadi titik lemah yang sangat kritis. Jika serangan udara Israel berhasil dihancurkan Iran (sebagian analis militer percaya Israel akan kehilangan 1/3 sampai 1/2 atau bahkan lebih pesawat-pesawatnya saat menyerang Iran), Israel tidak lagi memiliki keunggulan dan tinggal berharap Iran, Hizbollah dan Hamas serta Syria tidak akan membalas menghujaninya dengan ribuan rudal. Saya tidak sabar untuk menyaksikan hal itu.
Ref:
"Israel Is Preparing For A Full Assault On Iran’s Nuclear Facilities If Diplomacy Fails"; Robert Johnson; Business Insider; 16 April 2012
"Barak says Israel never ruled out attacking Iran"; Aron Heller; Associated Press; 17 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar