Minggu, 08 Juli 2012

Polonium-210, Si Racun Pembunuh

Nama polonium pertama kali menjadi berita utama ketika unsur tersebut digunakan untuk membunuh Alexander Litvinenko, agen mata-mata KGB Rusia yang berbalik menjadi pengecam pemerintah Rusia di London pada 2006. 

Kini polonium kembali menjadi sorotan setelah janda mendiang Yasser Arafat meminta agar jenazah pemimpin Palestina itu digali kembali setelah peneliti Swiss menemukan jejak zat radioaktif polonium-210 yang tinggi pada pakaian yang digunakan Arafat sebelum meninggal dunia pada 2004.

Apa sebenarnya polonium itu? Polonium-210 adalah salah satu unsur terlangka di dunia yang ditemukan pada 1898 oleh ilmuwan Marie dan Pierre Curie. Unsur radioaktif itu diberi nama polonium seperti nama negara asal Curie, yaitu Polandia. 

Secara alami, unsur ini sebenarnya hanya ditemukan pada kerak bumi dalam konsentrasi yang amat rendah. Namun materi ini juga bisa dibuat dalam reaktor nuklir maupun akselerator partikel seperti CERN di Swiss. Dalam jumlah kecil, polonium dimanfaatkan dalam industri, terutama perangkat untuk menghilangkan listrik statis. 

Polonium amat berbahaya. Meskipun dosisnya amat kecil, jika tertelan polonium dapat menyebabkan kematian. Dalam dosis kurang dari satu gram saja, serbuk keperakan itu cukup mematikan. 

Francois Bochud, Kepala Institute of Radiation Physics di Lausanne, Swiss, yang memeriksa sampel pakaian Arafat mengatakan laboratoriumnya menemukan polonium-210 dalam jumlah kecil. Namun level yang ditemukan pada sampel darah dan urin dari pakaian itu jauh di atas normal, lebih dari 100 millibecquerel, satuan ukuran radioaktivitas. Angka itu jauh lebih tinggi dari sampel kontrol yang hanya 10 millibecquerel.

Bochud menekankan perlunya pengujian lebih lanjut. “Apa yang dapat kami katakan adalah kami menemukan level polonium yang tak dapat dijelaskan sehingga mengarah pada hipotesis peracunan, tapi hasil pemeriksaan kami bukanlah bukti adanya peracunan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar