Sabtu, 26 Mei 2012

Sang Pelempar Sepatu, Dimanakah Dikau Kini?


Masih ingat dengan Muntazer al-Zaidi??  Oleh sebagian besar warga Irak bahkan umat muslim dunia menganggapnya sebagai pahlawan karena keberaniannya melempar sepasang sepatu ke muka George W Bush. Pada Hari minggu 14 Desember 2008, Muntadhar alias Muntazer al-Zaidi mencetak sejarah baru dalam karirnya sebagai wartawan, bahkan orang pertama, di dunia yang pernah melemparkan sepasang sepatunya kepada Presiden Amerika Serikat (AS), George W. Bush. Bagi Bush, dan mungkin sebagian pendukungnya, al-Zaidi juga bakal diingat sebagai orang yang merusak masa penantian dia jelang pensiun sebagai presiden 20 Januari 2009. 
image 
Lemparan al-Zaidi dua-duanya meleset, satu berkat kegesitan Bush dan kedua berkat tangkisan Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki, yang berada di sebelahnya. Namun, tetap saja insiden itu bakal membuat malu Bush - yang sengaja tur secara diam-diam ke Irak dan Afganistan - dan satuan pengamanan presiden AS, Secret Service.
Sejak saat itu berbagai komentar di media internet maupun blog pribadi memberi "ucapan selamat" kepada al-Zaidi karena sempat melempar dua buah sepatu ke arah pemimpin negara adidaya tersebut di tengah pengamanan yang ketat.

Bahkan, setiap kali melempar sepatunya, pria berkacamata tersebut sempat melontarkan makian dalam bahasa Arab. "Ini adalah hadiah dari rakyat Irak, ciuman perpisahan, dasar anjing," sahut al-Zaidi saat kali pertama melempar sepatu, seperti dikutip laman "USA Today."

Pada lemparan kedua al-Zaidi pun berteriak, "Ini dari para janda, yatim piatu, dan mereka yang terbunuh di Irak." saat itu dia langsung diringkus aparat keamanan Irak dan Secret Service. Dia pun tetap berteriak, "Tangan saya...tangan saya" saat digelandang dari ruang konfrensi pers. Bush pun tetap tenang, bahkan sempat berkelakar, "Kalau kalian mau tahu, itu sepatu [yang dilempar] ukuran nomor 10."
George W. Bush (kiri) luput dari  lemparan sepatu
Tak jelas bagaimana nasib al-Zaidi sekarang. Namun stasiun televisi tempat al-Zaidi bekerja, al-Baghdadia, meminta agar wartawannya dibebaskan. 
Sampai tulisan ini diturunkan, belum ada yang tahu pasti latar belakang pria berkacamata itu, kecuali dia adalah wartawan Irak berusia 29 tahun yang bekerja untuk al-Baghdadia, yang berpusat di Kairo, Mesir.   

Namun stasiun televisi CNN mengungkapkan bahwa bukan kali ini saja al-Zaidi membuat berita, bukan sekadar melaporkannya. Pada November 2007, dia ternyata pernah diculik saat berangkat kerja di pusat kota Baghdad. Tiga hari berikutnya, dia dibebaskan. Namun tak jelas siapa kelompok yang menculik dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar