Senin, 21 Mei 2012

Ethno-Bomb, Senjata Israel Khusus Untuk Bangsa Arab


ILMU pengetahuan bisa membuat teknologi aneh-aneh. Sebuah bom, misalnya, bisa dirancang hanya untuk melukai orang Arab tapi aman bagi orang Israel. Dulu, senjata semacam itu tak terbayangkan.
Itu adalah senjata biologi. Tapi efeknya sama: mematikan. Seperti dilaporkan The Sunday Times edisi November lalu, senjata itu kini dirancang Israel untuk menghadapi orang Arab.
Proyek yang dikerjakan di sebuah institut biologi di Nes Tziyona itu sebenarnya direncanakan untuk menghadapi Irak, yang dicurigai tetap ngotot—meski diawasi PBB—membangun pabrik senjata biologi dan kimia. Senjata itu dikawatirkan akan ditempelkan ke rudal Scud, yang pada waktu Perang Teluk dibidikkan ke Israel.
Para ilmuwan Israel terpaksa bekerja keras untuk membuat ethno-bomb. Mula-mula diidentifikasi gen pembeda milik orang Arab yang tidak dipunyai etnis Yahudi. Setelah itu, barulah dilakukan rekayasa genetis virus atau bakteri bagi mereka. Pada dasarnya, virus atau bakteri bila menginvasi tubuh bisa menggantikan materi genetis—DNA (asam deoksiribonukleat)—sel manusia. Yang dilakukan para ilmuwan Israel adalah rekayasa genetis untuk membuat mikroorganisme mematikan yang hanya akan menyerang DNA pembeda milik orang Arab.
Membuat senjata khusus untuk orang Arab sebenarnya cukup sulit mengingat Arab dan Yahudi masih dalam rumpun yang sama, Semit. Tapi kesulitan ini dapat dipecahkan. Para peneliti Yahudi bahkan berhasil menemukan karakteristik partikel genetis pada komunitas tertentu Arab, terutama orang Irak. Nantinya, senjata yang dihasilkan akan menebarkan penyakit setelah mikoorganisme disemprotkan ke udara. Bisa pula moncong senjata diarahkan ke sumber air.
Menurut beberapa ahli, walaupun konsep untuk membuat senjata yang ditargetkan kepada etnis tertentu memang sangat mungkin dilakukan, aspek praktis yang ditimbulkan dari penciptaan senjata itu pasti sangat luar biasa. "Dengan senjata yang ditujukan kepada etnis tertentu, Anda bahkan dapat menyerang grup-grup dalam sebuah populasi. Sejarah konflik yang ada faktor etnisnya memang menunjukkan kepada kami betapa senjata ini amat berbahaya," kata Dr. Vivienne Nathanson, yang mengorganisasi riset.
Tampaknya, memang perlu segera diadakan konvensi internasional untuk mengontrol senjata biologi dan kimia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar