Senin, 14 Mei 2012

Menyingkap Rahasia Penyembuhan Madu


 
Penelitian menunjukkan, madu terbukti dapat menyembuhkan infeksi kulit.
Al-Quran menjadikannya sebagai nama salah satu Surat
Betapa manisnya! Itu terlihat oleh para peneliti yang telah berhasil menemukan emas---pada cairan keemasan---dalam penelitian mereka di Unit Penelitian Madu Waikato, di Universitas Waikato, Selandia Baru, prihal menggunakan madu pada luka. Hasil Penelitian mengkonfirmasikan bahwa madu telah lama digunakan dalam pengobatan tradional, lebih manjur dibandingkan dengan antibiotik dan bebas dari efek samping.
Petrus Molan, Ph.D., Profesor biokimia, ketua Unit Penelitian Madu Waikato, menceritakan tentang seorang pasien dengan luka yang telah dideritanya selama 20 tahun. Terkena infeksi semacam bakteri yang melawan antibiotik, seorang perempuan berkewarganegaraan Inggris dimana pada bagian ketiaknya secara terus menerus mengeluarkan nanah dalam jangka waktu lama. Kelihatan tidak ada yang dapat menolongya, dan mencegah dari rasa sakit yang ia derita.
Di bulan Agustus 1999, dia membaca artikel tentang penyembuhan luka dengan madu. Dia mendesak dokternya untuk mempergunakan madu sebagai obat untuk lukanya, dan sebulan kemudian lukanya telah sembuh total. Dia telah dapat bekerja dari sejak itu.
Dalam test lain, ilmuwan menggunakan berbagai variasi madu terkenal, seperti misalnya madu manuka dari Selandia Baru dan madu jelly bushdari Australia. Keduanya tersedia untuk tujuan pengobatan; sayangnya, rumah sakit jarang menggunakannya. Penelitian Sydney mengkorfirmasi bahwa madu dapat secara efektif menggantikan antibiotik pada luka. Seperti kata seorang dokter, "Madu dapat dipertimbangkan sebagai obat alternatif."
Beberapa studi medis, termasuk satu dari para peneliti di Universitas Sydney, sudah membuktikan kemanjuran madu dalam menyembuhkan luka dan mengobati infeksi ketika digunakan secara benar.
Para ilmuwan Sydney mengkorfirmasikan sesuatu yang telah dikenal selama ribuan tahun: Madu mempunyai berbagai macam khasiat dalam penyembuhan. Beberapa botol "cairan-keemasan" obat mujarab untuk berbagai macam penyakit telah ditemukan di sebuah makam Pharaoh. (Sebuah harta karun, digali ribuan tahun yang lalu, telah ditemukan dalam keaadan masih sangat segar)
Orang-orang Yunani Kuno sepanjang zaman telah menggunakan madu. Sampai Perang Dunia II, madu, sebagai penangkal berbagai macam bakteri, telah digunakan dalam perawatan luka. Dengan kedatangan penisilin dan antibiotik lainnya di abad 20, berbagai macam manfaat pengobatan madu mengalami kemunduran. Tetapi itu mungkin akan segera berubah.
Para peneliti Australia telah berhasil menyingkap sebuah kemungkinan tentang penjelasan akan kemanjuran antimicrobial dari madu. Dr. Shona Blair dari Universitas Pengobatan Sydney telah menemukan bahwa penggunaan madu cair pada sebuah luka berair memproduksi peroksida hidrogen, suatu anti-bakteri yang terkenal. Kelompok Peneliti telah lebih lanjut mendemonstrasikan bahwa madu sangat kuat ketika berhadapan dengan methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
Para ilmuwan masih mencoba untuk mendapatkan sumber dari madu pembunuh kuman dan berspekulasi bahwa salah satu dari komponen madu, methylglyoxal, merubah komponen lain di dalam madu, dengan demikian dapat mencegah bakteri dari pemicu perkembangan baru, madu bersifat daya tahan. Sejauh ini, riset spesifik mereka telah menggunakan hasil panen madu dari lebah yang sering berada di semak pohon teh dan pohon semak belukar dan pohon jenis Leptospermum, yang tumbuh di Australia dan daerah perbatasan.
Madu adalah juga dikenal untuk mengurangi edema.
Edema dapat meningkatkan pembusukan luka kulitpurpuric yang mungkin sampai ke kulit necrosis.
Madu yang digunakan pada luka kulit meningococcalmungkin akan sangat membantu.
Tambahan, laporan tentang efektivitas madu dalam perawatan ganggren (sejenis penyakit luka membusuk) bisa mendapatkan manfaat dalam mengurangi jumlah amputasi dari keracunan darah pada kulit meningococcal.
Ketika digunakan pada luka bakar, madu dapat mengurangi bekas luka. Saya dapat membuktikan dari pengalaman saya sendiri. Selama tugas saya sebagai tukang masak baru-baru ini, kecerobohan saya muncul mengakibatkan jari tangan saya melepuh berair. Walaupun saya tidak mempunyai madu lebah produk dari semak belukar pohon teh, saya mengoleskan madu fireweed pada bagian yang melepuh. Luka bakar reda dalam beberapa menit, dan pagi berikutnya bagian yang melepuh telah hilang tanpa bekas.
Jangan pernah meremehkan kekuatan penyembuhan yang diperoleh dari alam, seperti cara pengobatan rakyat tradisional yang telah teruji oleh waktu-dalam hal penggunaan madu misalnya, yang telah digunakan ribuan tahun

Madu : Warisan Al-Quran Sepanjang Masa


Dan Tuhanmu mewahyukan (mengilhamkan) kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia (peternakan lebah). Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)." Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. [QS. An-Nahl: 68-69]
Madu ternyata tak cuma nikmat diminum. Si kental manis asam ini juga baik untuk kesehatan tubuh pengonsumsinya. Bahkan, ia sudah mulai dilirik sebagai bahan obat. Padahal, sebenarnya madu merupakan cadangan pakan bergizi tinggi bagi anak-anak lebah. Wajar kalau kemudian madu dimasukkan ke dalam kelompok bahan makanan bergizi oleh manusia.
Sebagian masyarakat Indonesia yakin kalau madu merupakan cairan alami yang enak dan manis. Kita juga beranggapan, madu kental itu sebagai "makanan istimewa" untuk kebugaran tubuh. Serta katanya, mampu menjaga lestarinya kemampuan seksual seseorang. Menurut sumber kepustakaan, setiap 1.000 g madu bernilai 3.280 kalori. Nilai kalori 1 kg madu sama dengan 50 butir telur atau 5,575 l susu, atau 1,680 kg daging.
Sebetulnya, khasiat madu amat berkaitan dengan kandungan gulanya yang tinggi. Yakni fruktosa 41%, glukosa 35%, dan sukrosa 1,9%. Serta unsur kan-dungan lainnya, seperti tepung sari ditambah berbagai enzim pencernaan. Lalu ada vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, antibiotika, dan lainnya.
Meski sama manisnya, perlakuan tubuh manusia terhadap madu yang manis itu berbeda dibandingkan dengan gula atau gula pasir. Madu dapat diproses langsung menjadi glukogen, sedangkan gula harus diproses terlebih dulu oleh enzim pencernaan di usus. Dengan demikian tubuh manusia bisa lebih cepat merasakan manfaat madu dibandingkan dengan gula pasir. Dari beberapa hal itu, rasanya bisa disimpulkan kalau madu bisa memberikan manfaat sangat penting dalam kehidupan manusia.

Madu Peternak Lebih Baik
Madu memang sudah dikenal sebagai sumber pakan berkhasiat, konon sejak ribuan tahun lalu. Dalam penggunaan sehari-hari, selain diminum dan dicicipi langsung, madu biasanya dipakai dalam industri susu bubuk, pabrik jamu, juga industri bahan makanan, misalnya untuk campuran roti, kue-kue, dan lainnya. Termasuk pula sebagai salah satu bahan makanan dalam kaleng, sirup, dan sebagainya.
Sayangnya, konsumen umumnya masih buta tentang mutu madu yang baik. Apalagi berbagai kemasan madu yang ada di pasaran jarang mencantumkan kandungan apa saja yang terdapat pada madu dalam botol itu. Seandainya dicantumkan pada kemasan, tetap saja sulit untuk mengetahui benar tidaknya kandungan 11 unsurnya, sebagai parameter yang ditentukan dalam Standar Industri Indonesia atau SII 0156-86.
Penelitian dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan Balai Besar Penelitian dan Industri Hasil Pertanian Bogor pada 1991 menyimpulkan, mutu madu produksi Indonesia, umumnya masih berada di bawah ketentuan SII. Lebih mengejutkan lagi, hasil penelitian yang dilakukan Laboratorium FMIPA Universitas Brawijaya Malang pernah menyimpulkan bahwa mutu madu produksi petani peternak secara umum, lebih baik dibandingkan dengan madu yang dijual di toko-toko, dengan segala kemewahan merek dan kemasannya.
Di sinilah perlunya peran para ahli untuk memberikan berbagai syarat madu yang memenuhi standar secara jelas dan ringkas, sehingga mudah diserap masyarakat luas. Di lain pihak perlu adanya itikad baik dan kejujuran dari para produsen serta penjual madu, sehingga berbagai macam madu yang beredar di pasaran tidak membingungkan kualitasnya.
Susu Ratu
Dalam perkembangan lebih lanjut, manusia menemukan produk lebah yang lebih hebat dibandingkan dengan madu, yaitu royal jelly alias "susu ratu".
Dalam beberapa penelitian, royal jelly memberikan petunjuk katanya bisa menggantikan sel-sel tubuh yang mati, serta memelihara kebugaran tubuh. Juga disebut-sebut - lagi-lagi katanya - mampu mempertahankan keperkasaan lelaki. Bahkan, beberapa ahli lebah madu di Eropa kini kabarnya sedang meneliti kemungkinan royal jelly untuk mengobati penderita leukemia, kanker, dan AIDS.
Madu konon bisa menggantikan antibiotika bagi pasien pengidap kanker, juga menyembuhkan efek sampingan prosedur kuratif, dan obat rematik. Madu juga terbukti meningkatkan trombosit pada penderita demam berdarah. Sedangkan venom atau racun lebah dapat untuk mengobati prostatitis kronis dan wasir. Juga dapat merehabilitasi pasien berpenyakit jantung, penyakit kulit, tukak lambung, luka bakar, dan sebagainya. Dalam suatu seminar internasional di Swis, tahun 1995, para peneliti dan ahli apiterapi juga ahli farmasi menyatakan dirinya siap bekerja sama secara internasional, untuk mengembangkan produksi obat-obatan dari produk lebah madu dan royal jelly.
Royal jelly yang disebut "susu ratu" sebetulnya bukan susu. Apalagi madu yang dihasilkan sang ratu lebah. Itu sebetulnya bahan makanan khusus untuk ratu lebah. Diduga karena terus-menerus makan royal jelly, queen bee itu bisa berumur antara 5 - 6 tahun.
Sejak 1922, seorang peneliti dari Prancis telah merekomendasikan royal jelly untuk pengobatan. Meski begitu sampai saat ini berbagai unsur yang terkandung di dalamnya belum bisa diketahui seluruhnya. Royal jelly yang manis agak kecut tetap merupakan misteri yang menggoda para ilmuwan.
Selebihnya, masih banyak laporan penelitian tentang berbagai produk lebah yang menunjukkan hasil positif untuk pengobatan, baik setelah mengonsumsi madu, tepung sari atau polen, maupun royal jelly. Sayangnya, kenyataan itu sulit diterima organisasi kesehatan dan perguruan tinggi kedokteran di beberapa negara dengan alasan kurangnya bukti ilmiah. Setidaknya, begitulah antara lain pernyataan pakar apiterapi dari Jerman.

Beberapa Penggunaan Madu
1.Pisang ambon dicampur dengan madu dan susu merupakan makanan yang baik bagi bayi.
2.Pisang (jenis tergantung selera) dilumatkan sampai halus, dicampur dengan segelas air kelapa muda dan sedikit madu, kemudian disaring. Air hasil saringan berkhasiat bagi penderita campak dan tuberkolosis (TBC).
3.Beberapa tetes sari buah pepaya, dicampur madu, merupakan tonikum yang baik untuk pertumbuhan anak serta wanita hamil dan menyusui.
4.Pepaya, dicampur susu dan madu, baik untuk mengatasi ketidakberesan saluran kencing, berbagai gangguan jantung, otak, hati, urat sarat, darah, wasir dan sembelit.
5.Beberapa tetes sari buah pepaya, dicampur madu, berkhasiat memperlancar air susu ibu.
6.Jeruk peras, ditambah madu, dapat mengatasi gangguan jantung.
7.Segelas air jeruk, ditambah sedikit garam dan satu sendok makan madu, berkhasiat untuk penderita TBC, asma, masuk angin dan bronkitis.
8.Segelas penuh sari wortel, dicampur satu sendok makan madu dan satu sendok teh sari jeruk nipis, dapat menanggulangi mual-mual pada wanita hamil, gangguan empedu, radang lambung, kencing tidak lancar dan tubuh letih serta lesu (sebelum makan pagi).
9.Segelas penuh sari mentimun, dicampur satu sendok teh madu, dan satu sendok teh sari jeruk nipis, bermanfaat memperlancar buang air kecil, keracunan saat hamil dan kencing yang sedikit akibat kurang cairan ( diminum dua kali sehari). (hotarticle)
dari:
http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=145&Itemid=3
http://www.bluefame.com/lofiversion/index.php/t33822.html
manfaat lainnya juga bisa dilihat di:
http://serrum.org/buntetpesantren/2007/09/29/khasiat-madu-murni/

Royal Jelly - Susu Ratu Yang Penuh Rahasia Ilahi
Royal Jelly atau susu ratu adalah makanan khusus bagi ratu lebah. Berbeda dengan tiga produk lebah lainnya yaitu Madu, Propolis dan Pollen, Royal Jelly bukan produk tanaman yang dikumpulkan dan dimondifikasi oleh lebah. Royal Jelly secara khusus diproduksi oleh lebah pekerja perawat dari pollen dan nectar yang dihirupnya, kemudian di sekresikan dari gandula khusus di kepala lebah.
Di dalam sarang lebah Royal Jelly dipakai untuk memberikan makanan kepada seluruh larva yang ada di dalam lebah selama tiga hari saja, selanjutnya hanya larva yang akan menjadi ratu yang terus diberi makan Royal Jelly sepanjang hidupnya. Karena makanan yang berbeda ini (ratu makan Royal Jelly sedangkan lebah lain makan Madu dan Pollen), maka ratu lebah berusia sangat panjang dibandingkan dengan lebah umumnya. Apabila lebih biasa umurnya hanya berkisar 7 sampai 8 minggu, maka lebah ratu usianya berkisar antara 5 sampai 7 tahun (35 - 50 kali lebih panjang usianya dibandingkan lebah biasa).
Dengan konsumsi yang berbeda pula lebah ratu memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari lebah biasa (40% lebih besar) dan lebih berat (60% lebih berat). Kehebatan lain dari ciptaan Allah dalam bentuk lebah ratu ini adalah dalam hal reproduksi, meskipun ratu hanya kawin sekali saja seumur hidupnya - lebh ratu mampu bertelur dalam jumlah yang melebihi berat badanya setiap hari - Subhannallah.
Dalam segala kehebatan tersebut, belum sepenuhnya ilmu pengetahuan mengungkap apa sebenarnya yang terkandung di dalam Royal Jelly ini. Yang sudah terungkap adalah kandungan secara umum seperti kadar air sekitar 60%-70 %, protein 13 %, karbohydrat 15 %, lemak 5 % dan zat-zat organic lainnya sekitar 1 %. Yang juga sudah diketahui adalah Royal Jelly mengandung seluruh jenis asam amino essensial dan non essensial, karbohydratnya berupa fruktosa dan glukosa, lemaknya terdiri dari asam lemak jenuh dan tak jenuh dan phospholipids. Vitamin yang terkandung didalamnya adalah seluruh jenis vitamin B, vitamin A, C, D, E dan K.
Komponen lain yang sudah terdeteksi meliputi collagen yaitu protein yang sangat penting untuk kesehatan dan pertumbuhan jaringan, kulit, rambut, kuku, tulang, otot dan dan penguat dinding-dinding saluran dalam tubuh kita. Enzym yang terdapat didalamnya meliputi enzym superoxide dismutase, catalase, peroxidase dan glutathione peroxidase. Asam nucleid yang ada meliputi DNA (deoxyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleic acid).
Selain zat-zat tersebut juga terdeteksi di dalam Royal Jelly adanya gamma globulins yang sangat penting untuk imunisasi, dan methyl p-hydroxybenzoat (metil paraben) untuk anti oxidant.
Sebagai makanan ratu yang berusia amat sangat panjang dibandingkan dengan lebah biasa, maka sudah barang tentu Royal Jelly memiliki berbagai khasiat pengobatan antara lain :
Mengobati infeksi di perut, varicose, dispepsia, impotensi, fatique, anorexia, lemah sahwat, infertilitas, infeksi visrus dan bacteri. Penelitian ilmiah mengenai hal ini telah banyak dilakukan di China, Rusia dan negara-negara bekas blok timur.

Meningkatkan imunitas tubuh seperti yang terbukti dari penelitian di Sarajevo ketika terjadi epidemic. Patien yang diberi royal jelly hanya 9 % yang terjangkit penyakit sementara pasien yang tidak diberi Royal Jelly 40 %nya terjangkit.
Penelitian di Jepang tahun 2001 membuktikan bahwa Royal Jelly efective untuk mengobati fatique dan stress.
Royal Jelly menurunkan kolesterol dan triglyceride seperti ditunjukkan hasil riset di China tahun 1995. Dari riset tersebut terbukti Royal Jelly menurunkan LDL yaitu kolesterol yang buruk dan menaikkan HDL yaitu kolesterol yang baik.
Kemampuan Royal Jelly menurunkan tekanan darah juga terbukti melalui penelitian di jepang tahun 2004 lalu.
Vitamin A, C dan E yang ada di dalam Royal Jelly bekerja secara sinergis dengan carotenoids mencegah kerusakan kulit karena bahan kimia atau karena matahari dan lebih jauh lagi juga menurunkan risiko kanker kulit.
Banyak nutrients yang ada di dalam Royal Jelly, antimicrobial proteins, berbagai enzymes dan gamma globulin bekerja sama mencegah infeksi dan menstimulasi imunitas tubuh.
HDA dan asam lemak jenuh rantai pendek yang ada dalam Royal Jelly berfungsi mirip detergen yang menghancurkan membrane sel bakteri, jamur dan virus. HDA juga berfungsi mencegah atheroclerosis.
Berbagai vitamin B yang ada dalam Royal Jelly yang kaya akan hormon, phytosterols dan phospholipids menurunkan kolesterol dan ini yang membuat orang 'awet muda'.
Royal Jelly sangat gampang rusak, oleh karenanya harus selalu disimpan dalam keadaan beku. Cara lain mengawetkan Royal Jelly adalah dengan mencampurnya kedalam Madu.
Konsumsi Royal Jelly untuk makanan supplemen dan pengobatan preventive cukup satu sampai dua gram perhari. Untuk pengobatan curative dari berbagai penyakit yang disebut diatas, konsumsi Royal Jelly dapat dapat ditingkatkan antara 4 sampai 7 gram per hari.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar