Sabtu, 26 November 2011

Kisah mangkuk kayu

Kisah mangkuk kayu

kami  jamin Anda akan selalu teringat akan kisah ini besok, seminggu dari sekarang, sebulan kemudian, atau setahun kemudian.

Seorang pria tua yang lemah pergi mengunjungi  anaknya yang telah menikah dengan  seorang perempuan dan memberinya seorang cucu berumur empat tahun. Saking tuanya pria itu penglihatannya sudah kabur,tenaganya sudah tidak kuat menahan beban tubuhnya yang sudah renta hingga untuk berjalan saja sudah susah dan tangannya selalu bergetar tanpa sebab.

Suatu hari keluarga itu makan bersama di meja. Tapi karena tangan gemetar kakek tua itu membuat makannya menjadi sulit. Kacang berguling dari sendoknya dan jatuh ke lantai.

Ketika ia meraih gelas, susunya pun tumpah ke taplak meja. Anak dan menantunya menjadi jengkel dengan kekacauan itu.

"Kita harus melakukan sesuatu kepada ayah," kata si anak. "Aku sudah cukup pusing dia selalu menumpahkan susu, saat makan selalu berisik, dan makanan selalu tumpah di lantai."

singkat kata si anak dan istrinya membuat meja kecil di sudut ruangan. Disitu, si Kakek makan sendirian terpisah dengan meja makan utama saat makan malam. Karena si Kakek selalu memecahkan piring saat makan ,akhirnya makanan disajikan dalam mangkuk kayu.

sekali-sekali saat keluarga ini melirik ke arah si kakek, kadang-kadang mereka melihat air mata disudut matanya saat ia duduk sendirian. Namun masih saja terlontar kata-kata tajam dari pasangan ini ketika sang kakek  menjatuhkan garpu atau menumpahkan makanan .

Empat-tahun kemudian dan sang kakek menerima semua perlakuan terhadap dirinya dalam diam. Suatu malam sebelum makan malam, sang ayah melihat anaknya bermain dengan potongan-potongan kayu di lantai.

Dia bertanya pada anak manis itu, "sedang membuat apa anakku?" dengan manisnya, anak itu menjawab,"Oh, aku sedang membuat mangkuk kecil untuk Ayah dan Mama untuk makan makanan kalau aku tumbuh dewasa nanti. Anak kecil itu tersenyum dan kembali sibuk dengan mainan kayunya.
mendengar kata-kata polos dari bibir anaknya seketika membuat suami istri itu terdiam dan tanpa terasa mengalir air mata di pipi mereka  
Meskipun tidak ada kata teriucapkan,mereka  berdua tahu apa yang harus dilakukan.

Malam itu sang suami memegang tangan Kakek dan dengan lembut membawanya kembali ke meja makan keluarga.

setelah hari itu dan selamanya    si kakek makan bersama di meja keluarga. Dan untuk beberapa alasan, baik suami atau istri tampak tak peduli lagi ketika garpu dijatuhkan, susu yang tumpah, atau taplak meja kotor.

Nabi Muhammad (saw) bersabda:
"Orang tua adalah jalan menuju pintu-pintu surga, jadi jika kamu menginginkannya, bahagiakanlah mereka, atau kamu akan kehilangan pintu-pintu itu."
Hadis Al-Tirmidzi 4928. Dikisahkan byAbud Darda "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar